Gambar teknik merupakan skill yang wajib dimiliki oleh seorang insinyur, khususnya berkaitan dengan desain mesin. Untuk menyamakan persepsi membaca atau merancang gambar-gambar teknik, dibuatlah suatu standar untuk membaca dan merancang gambar teknik. Standar gambar teknik yang terkenal di dunia adalah standar ISO.

ISO merupakan badan non pemerintah yang didirikan pada tanggal 14 Oktober 1946. Tujuan dibentuknya ISO salah satunya untuk menyatukan pengertian teknik antar bangsa. Salah satu bidang kerja ISO adalah menstandarkan gambar-gambar teknik agar dapat diterima di dunia internasional sebagai bahasa teknik. Karena Indonesia merupakan salah satu anggota ISO, gambar teknik yang dirancang di Indonesia sebagian besar menggunakan standar ISO.

Standar ISO mengatur mulai dari aturan garis, pandangan, gambar potongan, dimensi, dan hingga tipe gambar teknik yang digunakan pada teknik sipil, arsitektur, mesin, dan lain-lain. Standar ISO ini berlaku pada gambar teknik konvensional dan gambar teknik berbasis komputer (CAD).

ATURAN GARIS

Gambar 1 .Gambar teknik pada garis. Sumber: https://www.slideshare.net/ChiuKitLo/introduction-of-technical-drawing-standard

Macam-macam garis yang diatur dalam standar ISO memiliki fungsi yang berbeda-beda. Contohnya penggambaran ulir, garis potong, garis sumbu silinder, garis pengelasan, dan lain-lain.

Jenis garisnya adalah ‘tebal’, ‘tipis’, ‘kontinu’, ‘lurus’, ‘melengkung’, ‘zigzag’, ‘titik-titik terputus-putus’ dan ‘titik-titik rantai terputus-putus’. Setiap jenis garis memiliki arti yang jelas pada gambar dan pencampurannya satu jenis dengan jenis lain adalah ekuivalen dengan mengeja sesuatu salah dalam sebuah esai.

Kategori ketebalan garis ‘tebal’ dan ‘tipis’ (kadang-kadang disebut ‘lebar’ dan ‘sempit’) harus dalam proporsi 1: 2. Namun, meskipun proporsi perlu diterapkan di semua kasus, ketebalan garis akan bervariasi tergantung pada jenis, ukuran dan skala gambar yang digunakan. Standar ISO 128: 1982 menyatakan bahwa ketebalan garis ‘tebal’ atau ‘lebar’ harus dipilih sesuai ukuran dan jenis gambar dari kisaran berikut: 0,18; 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1; 1,4 dan 2 mm. Namun, dalam kontradiksi langsung dengan standar ISO 128-24: 1999 menyatakan bahwa ketebalan harus 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1; 1,4 dan 2mm. Jadi, diperlukan kehati-hatian dalam membaca.

DIMENSI

Gambar 2. contoh pemberian dimensi gambar. Sumber: https://www.slideshare.net/ChiuKitLo/introduction-of-technical-drawing-standard

Dimensi adalah tanda informasi ukuran dari suatu benda, sehingga benda tersebut dapat dibuat sesuai ukuran yang diinginkan. Elemen-elemen dimensi yang diatur dalam standar ISO yaitu: peletakan nilai dimensi, tebal-tipisnya garis dimensi, anak panah, garis pusat, penulisan angka ukuran, besaran sudut, garis bantu, penjelasan bahan yang dipakai, dan simbol.

PENANDA DESIMAL

Penanda desimal yang direkomendasikan ISO adalah koma. Misalnya angka pi, sekarang harus ditulis sebagai 3,142 dan bukan 3.142. Misalnya ada angka jutaan, pemisahan angka nol harus menggunakan spasi. Contoh angka satu juta, satu juta harus direpresentasikan sebagai 1 000 000 dan bukan 1.000.000.

TOLERANSI

Gambar 3. Contoh toleransi. Sumber: https://achmadarifin.com/toleransi-ukuran#:~:text=Toleransi%20ukuran%20(dimensional%20tolerance)%20adalah,geometri%20suatu%20komponen%20harus%20terletak.

Toleransi adalah perbedaan antara dua nilai batas maksimum dan mininum dari ukuran atau jarak permukaan/batas geometri suatu komponen yang harus diletakkan. Kedua nilai batas toleransi tersebut dapat dinyatakan sebagai penyimpangan (deviation) terhadap ukuran dasar yang sudah didefinisikan terlebih dahulu.

Beberapa istilah perlu dipahami terlebih dahulu untuk penerapan standar ISO tersebut. Setiap komponen perlu didefinisikan: a) ukuran dasar (basic size); daerah toleransi (tolerance zone); dan penyimpangan (deviation). Ukuran dasar adalah ukuran/ dimensi bagian benda kerja yang dituliskan dalam bilangan bulat tertentu sebagai ukuran utama yang harus dicapai dalam proses pengerjaannya.Daerah toleransi adalah daerah yang berada atau yang menunjukkan antara harga batas maksimum dan harga batas minimum.Sedangkan penyimpangan yang dimaksud adalah besarnya jarak atau perbedaan antara ukuran dasar yang ditetapkan terhadap ukuran bagian benda kerja sebenarnya yang dicapai dari proses pembuatannya.

Masih banyak lagi unsur yang diatur dalam standard ISO selain keempat unsur diatas. Anda bisa menemukan unsur-unsur lainnya pada sumber yang kami tulis di bagian bawah artikel ini.

Selain gambar teknik yang harus berkualitas, tentunya proses desain baik untuk menentukan kualitas produk, meningkatkan efisiensi biaya material dan tooling, serta menentukan proses yang tepat saat proses manufaktur sangatlah penting, sekumpulan tools yang digunakan untuk keperluan diatas dengan metode digital dikenal juga dengan istilan virtual manufacturing. Bagi anda engineer atau calon engineer yang berkutat di industri manufaktur, anda harus memahami konsep virtual manufacturing; simak selengkapnya pada video di bawah ini: