Mitos dan fakta seputar penggunaan software opensource

Software gratis dan terbuka, atau Free and Open Source Software (FOSS) adalah perangkat lunak yang source code nya secara terbuka dapat diakses oleh siapa saja, baik untuk digunakan, dimodifikasi, maupun didistribusikan. Jenis software ini berlawanan dengan software proprietary (berlisensi dagang) yang mana kita tidak dapat dengan mudah mengakses source code nya.

Cukup banyak perdebatan terkait penggunaan software open source ini, sebagian besar beranggapan bahwa penggunaan metode opensource ini jauh lebih baik dibandingkan dengan software komersial dalam hal pengembanganya, komunitas lainya (terutama dari pihak perusahaan software) tidak setuju karena adanya jaminan performa dari perusahaan. Dalam artikel ini akan dibahas satu per satu perbedaan pendapat tersebut.

Adapun, sebelum membahas lebih jauh, berikut dirangkum beberapa point pro-kontra yang umum dibahas terkait software opensource.

Pro:

1. initial cost yang rendah

2. Kehandalah yang tinggi karena banyak “developer” terlibat

3. Komunitas yang terus update kualitas secara jangka panjang

4. Lebih aman karena banyaknya yang “mengawasi” isu tersebut

5. Jauh lebih fleksibel untuk dimodifikasi sesuai kebutuhan

Kontra:

1. Biaya jangka panjang karena tidak adanya support

2. TIdak ada tanggung jawab support dari developer

3. Dapat menjadi project yang tidak dilanjutkan oleh komunitas

4. Dapat muncul isu keamanan jika ada kelalaian developer

5. Secara umum tidak user-friendly karena penggunanya sudah “high-skilled”

6. Hanya untuk user LINUX

Dari beberapa point di atas, ada beberapa yang merupakan mitos, kita akan bahas satu per satu.

SEMUA SOFTWARE OPEN SOURCE HANYA UNTUK LINUX

Pada awalnya, memang komunitas software opensource berawal dari komunitas operating system opensource, yaitu LINUX. Namun, seiring berjalanya waktu, mulai banyak juga developer software opensource dengan masis windows ataupun macintosh. Terlebih lagi, adanya virtual machine atau terminal untuk mengakses LINUX yang dapat diinstall di windows maupun mac sudah banyak tersedia.

SOFTWARE OPEN SOURCE DIKEMBANGKAN OLEH PARA PENGHOBI YANG TIDAK PROFESIONAL

Pada mulanya memang komunitas opensource adalah mahasiswa-mahasiswa teknik komputer yang ingin mengembangkan software gratis dan membuat komunitas mereka sendiri. Namun, saat ini sudah banyak software opensource yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan profesional dan proses development nya dilakukan oleh programmer profesional yang memang dibayar untuk itu. Lalu kenapa mereka mau mengembangkanya padahal software gratis? Karena yang dijual oleh perusahaan tersebut adalah support atau layanan dari penggunaan software tersebut yang menjadi model bisnis umum software opensource.

SOFTWARE OPEN SOURCE TIDAK AMAN

Masalah ini memiliki dua buah kemungkinan, pertama software open source bisa jadi jauh lebih aman dibandingkan dengan komersial karena dikembangkan dan “diawasi” oleh komunitas yang jauh lebih luas. Namun, di sisi lain, keamanan juga dapat menjadi rendah ketika komunitas dari pengguna software tersebut kecil sehingga terdapat beberapa masalah security yang tidak bisa teratasi.

TIDAK ADA SUPPORT UNTUK SOFTWARE OPEN SOURCE

Meskipun gerakan penggunaan software open source merupakan gerakan secara global dan memiliki komunitas yang sangat besar dan terapat sangat banyak forum diskusi online, namun tidak ada yang bertanggung jawab secara penuh jika terjadi permasalahan saat anda menggunakanya. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar, kembali ke point bahwa sudah banyak perusahaan yang menaungi software open source karena mereka menyediakan jasa support dan konsultasi untuk penggunaan software tersebut.

SOFTWARE OPEN SOURCE TIDAK DAPAT DIGUNAKAN UNTUK KEPERLUAN PROFESIONAL

Banyak yang beranggapan dengan kumpulan mitos-mitos di atas berkesimpulan bahwa software open source tidak dapat digunakan untuk keperluan profesional. Namun faktanya, perusahaan-perusahaan komersial besar bahkan institusi-institusi yang sangat erat kaitanya dengan keamaan justru menggunakan open source, seperti misalnya Google, Amazon, NASA, departemen pertamanan Amerika, New york stock exchange, dan terlalu banyak untuk dibuat list satu per satu.

Salah satu software open source dalam bidang engineering terutama mekanika fluida yang memiliki komunitas cukup luas adalah openFOAM. Software ini dinaungi OpenFOAM foundation dan didistribusikan secara eksklusif dibawash General Public License (GPL). Setiap enam bulan sekali, versi baru dari OpenFOAM diluncurkan secara profesional untuk meluncurkan development dan kontribusi yang dilakukan oleh komunitas. Kemudian, OpenFOAM ditest secara independen oleh spesialis aplikasi dari ESI-OpenCFD, partner pengembang, serta para konsumen yang dipilh, dan didukung oleh infrastruktur, nilai-nilai, serta komitmen dari ESI secara global. Selain itu, software ini memiliki cukup banyak perusahaan-perusahaan independen yang memberikan layanan project support, konsultasi, bahkan training seperti misalkan aeroengineering services.

By Caesar Wiratama

aeroengineering services merupakan layanan dibawah CV. Markom dengan solusi terutama CFD/FEA.

Author: Caesar Wiratama

caesar@aeroengineering.co.id +62 821-3868-4162
1 reply
  1. Ucup
    Ucup says:

    Yah, masalah utama orang ragu pada opensource adalah keamanan.. Jadi klo mau menggunakan teknologi opensource pilihlah yg komunitasnya sudah besar

    Reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *