Propeller (baling-baling) merupakan salah satu bagian penggerak kapal yang terpenting. Secara umum, propeller disambungkan dengan poros engine kapal sehingga terjadi perputaran yang menyebabkan propleer berputar dan menghasilkan gaya dorong.

Prinsip utama kerja propeller adalah mendorong air ke belakang untuk mendorong kapal ke depan. Menurut Hukum Aksi dan Reaksi Newton, aksi meningkatkan kecepatan suatu massa air dalam arah tertentu menghasilkan reaksi yang sama dan berlawanan arah. Sama seperti kita mendayung rakit. Ketika kita mendayung rakit ke arah belakang, ada reaksi yang membuat rakit berlayar ke depan. Pada kasus propeller, aksi yang dilakukannya adalah perputaran baling-balingnya yang menghasilkan gaya reaksi ke depan.

Hal utama yang membuat propeller menggerakan kapal adalah bentuk bilah yang miring. Kemiringan propeller ini akan memberi efek gaya dorong (thrust) jika diputar. Thrust yang dihasilkan propeller akan membentuk gelombang spiral di air seperti sekrup. Sudut kemiringan propeller yang disebut dengan sudut pitch. sudut pitch adalah sudut antara bilah dengan garis normal.

Sudut pitch pada kapal laut umumnya bisa dirubah di panel kontrol. Semakin besar sudut AOA jarak tempuh kapal dalam satu putaran propeller semakin besar. Jarak tempuh kapal dalam satu putaran propeller disebut dengan pitch.

Cara memahami pitch yang paling mudah adalah menganalogikannya dengan uliran sekrup. Pada panjang yang sama jika uliran semakin banyak pitch akan semakin pendek. Namun, energi yang dikeluarkan oleh engine kapal akan semakin ringan.

Hal dasar yang mempengaruhi performa dan efisiensi propeller:

Rumus-rumus dasar perancangan propeller kapal:

Interaksi aliran rotasi yang berinteraksi secara kompleks membuat aliran yang terjadi pada pembentukan gaya dorong dan torsi propeller. Aliran yang kompleks tersebut membuat perhitungan desain propeller menjadi sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan menggunakan analitis murni, terutama penentuan efisiensi atau koefisien torsi. Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk mendesain propeller adalah menggunakan metode Computational Fluid Dynamics (CFD).

>>KLIK DI SINI UNTUK MEMPELAJARI SELENGKAPNYA TENTANG CFD PADA PROPELLER!

Klik di sini untuk membaca artikel-artikel lain seputar kapal/perahu

Kontributor : Daris Arsyada

By Caesar Wiratama

Sumber:

Gerr D. – Propeller Handbook. The Complete Reference for Choosing, Installing and Understanding Boat Propellers.

https://www.mol.co.jp/en/pr/2015/15033.html (diakses pada tanggal 8 April 2021)

https://mediawiki.ivao.aero/index.php?title=Aircraft_engines (di akses pada tanggal 8 April 2021)

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjrobvm-u3vAhWP7XMBHdV1BB4QFjACegQIERAD&url=http%3A%2F%2Fweb.mit.edu%2F2.016%2Fwww%2Fhandouts%2F2005Reading10.pdf&usg=AOvVaw0Y9yfKi0MCxapp5VDf4XoN (diakses pada tanggal 8 April 2021)

Author: admin